Mengenal Jenis Ayam Serama Dan Cara Berternaknya

Di kalangan pecinta ayam hias, nama Ayam Serama tentu sudah tidak asing lagi. Ayam mungil asal Malaysia ini berhasil mencuri perhatian banyak orang berkat postur tubuhnya yang tegap, dada membusung, kepala mendongak, dan gaya berjalan anggun. Meski bertubuh kecil, Ayam Serama memiliki nilai estetika dan daya tarik yang besar.

Tak hanya dipelihara untuk hobi, kini beternak Ayam Serama juga bisa menjadi peluang usaha yang menguntungkan. Nah, dalam artikel ini kita akan mengenal berbagai jenis Ayam Serama sekaligus panduan cara berternaknya. Yuk disimak!


Asal Usul Ayam Serama

Ayam Serama pertama kali dikembangkan di Kelantan, Malaysia pada tahun 1970-an oleh seorang peternak bernama Wee Yean Een. Nama “Serama” diambil dari sebutan “Rama”, karakter raja dalam kisah Ramayana yang dikenal anggun dan berwibawa. Filosofi itulah yang menjadi dasar karakter Ayam Serama: kecil, elegan, dan gagah.

Kini, Ayam Serama telah populer di berbagai negara termasuk Indonesia, Thailand, Singapura, hingga Eropa.


Jenis-Jenis Ayam Serama

Meski secara umum memiliki ciri khas yang sama, Ayam Serama dibedakan dalam beberapa jenis berdasarkan postur tubuh, gaya bertarung di kontes, hingga hasil kawin silang. Berikut beberapa jenis Ayam Serama yang paling dikenal:

1. Serama Malaysia (Asli)

Jenis Serama paling klasik yang mengacu pada standar asli Malaysia. Memiliki postur tubuh tegap, dada membusung sempurna, kepala mendongak, dan kaki tegak pendek.

2. Serama Modern

Hasil kawin silang dengan beberapa ayam hias lain untuk menciptakan variasi warna bulu yang lebih beragam dan gaya pose yang lebih atraktif di kontes.

3. Serama Kontes

Jenis Serama yang dipelihara dan dilatih khusus untuk ajang kontes. Biasanya memiliki postur tubuh paling sempurna, dada sangat membusung, dan sayap menjuntai hampir menyentuh tanah.

4. Serama Import

Serama yang berasal dari luar Malaysia dan Indonesia, umumnya dari Thailand atau Singapura. Memiliki sedikit perbedaan dalam postur dan karakter.


Karakteristik Fisik Ayam Serama

Berikut ciri-ciri umum Ayam Serama:

  • Berat dewasa: 300–500 gram

  • Postur tubuh: Dada membusung ke depan

  • Kepala: Mendongak ke atas

  • Sayap: Menjuntai ke bawah

  • Ekor: Tegak lurus ke atas

  • Bulu: Halus, rapi, dan bervariasi warnanya

  • Kaki: Pendek atau sedang


Cara Berternak Ayam Serama

Untuk kamu yang ingin mencoba beternak Ayam Serama, berikut langkah-langkah dasarnya:


1. Menyiapkan Kandang yang Nyaman

Karena ukurannya kecil, kandang Ayam Serama tidak perlu terlalu luas. Cukup 60 cm x 60 cm untuk satu ekor. Pastikan kandang memiliki:

  • Ventilasi udara baik.

  • Atap untuk melindungi dari panas dan hujan.

  • Alas berupa pasir halus atau sekam kering.

  • Tempat makan dan minum bersih.


2. Memilih Indukan Berkualitas

Kunci utama sukses beternak ada di pemilihan indukan. Pilih induk jantan dan betina yang sehat, postur tubuh proporsional, bulu bersih mengkilap, dan aktif.

Ciri indukan ideal:

  • Dada membusung sempurna.

  • Kepala tegak.

  • Bulu rapi.

  • Bebas cacat fisik.


3. Proses Perkawinan

Masukkan satu pejantan dengan dua hingga tiga betina dalam satu kandang kawin. Waktu ideal untuk kawin yaitu pagi hari. Pejantan yang sehat bisa mengawini beberapa betina setiap hari.


4. Penetasan Telur

Ayam Serama bisa menetaskan telur secara alami atau dengan mesin tetas.

  • Penetasan alami: Biarkan induk mengerami selama 18–21 hari.

  • Penetasan mesin: Atur suhu 37–38°C, kelembaban 60–65%.


5. Perawatan Anak Ayam

Setelah menetas, anak ayam dipisahkan ke dalam box khusus berlampu hangat. Beri pakan khusus anak ayam dan vitamin untuk menjaga daya tahan tubuh.


6. Pakan dan Perawatan Harian

Berikan pakan berkualitas seperti:

  • Voer halus atau pelet.

  • Biji-bijian.

  • Sayuran segar (kangkung, bayam).

  • Cacing atau kroto sesekali untuk meningkatkan stamina.

Jangan lupa jemur ayam setiap pagi dan bersihkan kandang minimal 2–3 kali seminggu.


Potensi Bisnis Beternak Ayam Serama

Beternak Ayam Serama bisa sangat menguntungkan karena:

  • Harga jual tinggi: Anakan umur 1 bulan bisa Rp 200.000–Rp 500.000, dewasa kontes bisa Rp 2.000.000–Rp 10.000.000 per ekor.

  • Biaya pakan dan kandang relatif murah.

  • Pasar luas, mulai dari penghobi, kolektor, hingga event kontes.

  • Tingkat perawatan mudah karena ukuran tubuh kecil.

Proudly powered by WordPress | Theme: Looks Blog by Crimson Themes.