Di antara berbagai jenis ayam lokal Indonesia, Ayam Pelung menempati tempat tersendiri di hati para pecinta unggas. Bukan hanya karena posturnya yang gagah dan pertumbuhannya yang cepat, tetapi juga karena kokoknya yang panjang dan merdu. Ayam Pelung bukan sekadar ayam hias, bukan pula sekadar ayam pedaging—ia adalah simbol kebanggaan budaya, potensi ekonomi, dan warisan lokal dari Cianjur, Jawa Barat.
1. Asal Usul dan Sejarah
Ayam Pelung berasal dari Desa Bunikasih, Kecamatan Warungkondang, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Konon, ayam ini ditemukan oleh seorang kiai bernama H. Djarkasih pada awal abad ke-20. Ia memperhatikan seekor ayam jantan muda yang memiliki kokokan panjang dan unik, berbeda dari ayam lain.
Seiring waktu, ayam ini berkembang biak dan menjadi ayam khas daerah Cianjur, hingga kini dikenal luas bahkan hingga mancanegara. Nama “Pelung” sendiri diambil dari istilah Sunda yang berarti “panjang” atau “melengkung”, merujuk pada panjangnya suara kokok ayam tersebut.
2. Ciri-Ciri Fisik Ayam Pelung
Ayam Pelung memiliki penampilan yang gagah dan proporsional. Ciri khasnya sangat mudah dikenali:
-
Ukuran tubuh besar dan tinggi, bisa mencapai 50–60 cm.
-
Pertumbuhan cepat, lebih cepat dari ayam kampung biasa.
-
Leher panjang dan melengkung elegan.
-
Dada bidang dan tegap, menunjukkan sifat jantan yang kuat.
-
Kaki panjang dan kuat, berwarna kehijauan atau abu-abu.
-
Jengger besar dan merah terang, berbentuk tunggal tegak.
-
Suara kokok panjang dan berirama, kadang bisa mencapai 10 detik atau lebih.
Kombinasi postur dan suara ini menjadikan Ayam Pelung tak hanya menarik secara visual, tetapi juga memikat secara akustik.
3. Karakteristik Unik: Kokok yang Jadi Daya Tarik Utama
Kelebihan utama ayam Pelung terletak pada suara kokoknya. Tidak seperti ayam lain yang berkokok cepat dan pendek, ayam Pelung mengeluarkan suara yang:
-
Panjang dan mendayu-dayu
-
Bertenaga dan merdu
-
Berirama dan stabil
Inilah yang membuat ayam ini sering dilombakan dalam kontes kokok ayam Pelung, terutama di daerah Jawa Barat, Jawa Tengah, hingga Jakarta. Penilaian dalam kontes ini meliputi panjang kokok, irama, suara dasar, dan kekuatan suara.
4. Manfaat dan Potensi Ekonomi
Ayam Pelung punya nilai ekonomi tinggi, baik dari sisi suara maupun fisik:
A. Sebagai Ayam Kontes
-
Ayam yang menang kontes bisa dihargai jutaan hingga puluhan juta rupiah.
-
Diminati oleh kolektor dan pecinta ayam hias dari dalam dan luar negeri.
B. Sebagai Ayam Pedaging
-
Pertumbuhannya cepat, bisa mencapai 3–5 kg dalam waktu 4–5 bulan.
-
Dagingnya tebal dan teksturnya kuat, cocok untuk konsumsi lokal.
C. Sebagai Sumber Genetik Persilangan
-
Banyak peternak menyilangkan ayam Pelung dengan ayam kampung atau broiler untuk menghasilkan ayam kampung super (JOPER) dengan pertumbuhan cepat dan tahan penyakit.
5. Perawatan dan Pemeliharaan
Agar ayam Pelung tumbuh maksimal dan memiliki kokok indah, perawatan harus dilakukan secara rutin dan telaten:
-
Pakan berkualitas tinggi, seperti campuran jagung, bekatul, konsentrat, dan vitamin.
-
Latihan kokok: ayam sering dimandikan dan dijemur pagi hari untuk memperkuat nafas dan suara.
-
Pemberian jamu tradisional, seperti ramuan jahe, kencur, dan madu untuk menjaga stamina dan suara.
-
Kandang bersih dan nyaman, jauh dari kebisingan yang bisa memicu stres.
-
Perawatan bulu dan tubuh, terutama menjelang kontes.
6. Lomba Kokok: Tradisi dan Prestise
Kompetisi ayam Pelung telah menjadi tradisi yang hidup di banyak daerah, terutama di Jawa Barat. Lomba ini tidak hanya menjadi ajang hobi, tetapi juga:
-
Meningkatkan nilai jual ayam
-
Membangun komunitas peternak dan pecinta ayam lokal
-
Melestarikan budaya asli Indonesia
Setiap minggu, puluhan hingga ratusan peserta berkumpul untuk menguji kemampuan ayam-ayam Pelung terbaik mereka.
7. Tantangan dan Harapan
Meski populer, Ayam Pelung masih menghadapi tantangan:
-
Kurangnya regenerasi peternak muda
-
Ancaman genetik dari persilangan sembarangan
-
Kurangnya promosi secara nasional
Namun, potensi Ayam Pelung tetap besar. Pemerintah daerah dan komunitas peternak terus mendorong agar Ayam Pelung mendapat perlindungan dan promosi sebagai warisan unggas nasional