Cara Berternak Aayam Kalkun

Ayam kalkun dikenal sebagai unggas yang eksotis, berukuran besar, dan memiliki nilai jual tinggi. Dagingnya lezat, gizinya tinggi, dan sering menjadi sajian istimewa di acara-acara besar seperti Thanksgiving di Amerika. Di Indonesia, beternak kalkun mulai dilirik karena prospek pasarnya cukup menjanjikan.

Berikut panduan lengkap cara beternak ayam kalkun, mulai dari persiapan hingga masa panen.


1. Mengenal Ayam Kalkun

Ayam kalkun (Meleagris gallopavo) adalah unggas asli Amerika Utara. Ciri khasnya adalah tubuh besar, ekor lebar seperti kipas, dan bulu berwarna bervariasi (putih, hitam, cokelat, atau campuran). Bobotnya bisa mencapai 8–12 kg untuk jantan dan 4–7 kg untuk betina.

Keunggulan beternak kalkun:

  • Harga jual tinggi (daging & bibit)

  • Tahan penyakit tertentu dibanding ayam kampung

  • Bisa dijadikan hewan hias maupun konsumsi


2. Persiapan Kandang

Kalkun membutuhkan kandang yang luas karena tubuhnya besar dan gerakannya aktif.

Spesifikasi kandang ideal:

  • Ukuran: 1 ekor kalkun dewasa butuh ± 1,5–2 m² area

  • Lantai: Tanah beralas sekam atau pasir agar mudah dibersihkan

  • Ventilasi: Pastikan udara mengalir dengan baik untuk menghindari bau dan kelembapan berlebih

  • Pagar: Tinggi minimal 1,5 m untuk mencegah kalkun terbang keluar

  • Perch (tempat bertengger): Kalkun suka tidur di tempat tinggi

Tips tambahan: Sediakan area umbaran agar kalkun bisa mencari makan alami seperti rumput dan serangga.


3. Pemilihan Bibit Kalkun

Kualitas bibit sangat menentukan hasil ternak. Pilih bibit yang sehat, aktif, dan bebas cacat fisik.

Ciri bibit kalkun yang bagus:

  • Mata cerah dan tidak berair

  • Bulu bersih dan mengilap

  • Nafsu makan tinggi

  • Berdiri tegak dan aktif bergerak

Bibit kalkun bisa dibeli dari peternak terpercaya dalam bentuk DOC (day-old chick) atau kalkun remaja umur 1–2 bulan untuk meminimalkan risiko kematian.


4. Pakan dan Nutrisi

Pakan adalah kunci utama pertumbuhan kalkun.

Tahap pemberian pakan:

  • Umur 0–4 minggu: Beri pakan starter khusus unggas dengan protein 28–30%

  • Umur 5–12 minggu: Pakan grower dengan protein 20–24%

  • Umur 13 minggu ke atas: Pakan finisher dengan protein 16–18%

Tambahan:

  • Sayuran hijau (kangkung, sawi, daun pepaya)

  • Jagung giling

  • Dedak padi

  • Serangga kecil sebagai sumber protein alami

Air minum harus selalu tersedia dan bersih. Bisa ditambah vitamin untuk meningkatkan daya tahan tubuh.


5. Perawatan dan Kesehatan

Walau kalkun relatif tahan penyakit, tetap perlu dicegah dari infeksi.

Langkah perawatan:

  • Membersihkan kandang secara rutin (2–3 hari sekali)

  • Memberikan vaksin sesuai jadwal (ND, AI, dan fowl pox)

  • Mengisolasi kalkun yang sakit

  • Menjaga kelembapan kandang di bawah 70%


6. Perkawinan dan Penetasan

Kalkun mulai kawin pada umur 7–8 bulan. Rasio ideal adalah 1 pejantan untuk 4–5 betina.

Metode penetasan:

  • Alami: Kalkun betina akan mengerami telur selama ±28 hari

  • Mesin tetas: Mengatur suhu 37,5°C dan kelembapan 55–60%


7. Panen dan Pemasaran

Kalkun siap dipanen untuk daging pada umur 5–7 bulan dengan bobot 6–10 kg.
Pasar kalkun di Indonesia meliputi:

  • Restoran dan hotel

  • Penjual daging premium

  • Pasar hewan hias

  • Konsumen pribadi untuk acara besar

Harga daging kalkun segar bisa mencapai Rp 80.000–Rp 150.000 per kg, sedangkan bibit bisa dijual mulai Rp 150.000–Rp 500.000 tergantung umur dan kualitas.


Kesimpulan

Beternak ayam kalkun memang membutuhkan modal dan perhatian ekstra, terutama di awal. Namun, jika dilakukan dengan perencanaan yang matang, peluang keuntungannya sangat menjanjikan. Kuncinya ada pada pemilihan bibit, manajemen pakan, dan kesehatan unggas.

Proudly powered by WordPress | Theme: Looks Blog by Crimson Themes.